PERTOLONGAN
TUHAN SAAT JATUH DI JURANG SEDALAM 200
METER
KESAKSIAN
HIDUP : PDT. DANIEL S. KUSBIN
Tiga Kali Nyaris Kehilangan Nyawa
Jika Tuhan yang
menghendaki seseorang menjadi alat-Nya, maka tidak seorangpun dapat menghindar.
Hal yang sama dialami Bapak Daniel Kusbin. Tadinya ia beranggapan uang adalah
segalanya. Karena itulah dengan segala daya ia mengejar harta duniawi tapa
peduli dengan Tuhan. Namun betapapun dia berusaha, ternyata Tuhan berkehendak
lain. Sebanyak tiga kali mengalami musibah dan nyaris kehilangan nyawa, barulah
ia sadar bahwa ternyata Tuhan sedang memproses dirinya.
Lahir dan dibesarkan di Kota Makassar.
Sejak kecil dia serta ketiga saudara dan saudarinya sudah dididik dalam
kekristenan. Ayah dan kakeknya adalah hamba Tuhan. Meski demikian, pria kelahiran 26 Januari
1971 ini ternyata juga belum mengenal Yesus secara pribadi. Pengenalan Yesus
sebagai Tuhan hanya dipahaminya secara sepintas, ia tidak ingin mengenal-Nya
lebih dalam lagi. Daniel Sumady Kusbin, demikian nama lengkap sosok pria yang
kala itu lebih condong pada pergaulan yang sifatnya duniawi. Hal itu
berlangsung lama sampai dia beranjak dewasa.
Tahun 1989 ia lulus dari SMEA 1
Makassar, oleh tantenya, anak kedua dari empat bersaudara ini ditawari
pekerjaan disebuah bengkel. Tawaran itu
langsung diterimanya. Dibengkel ini ia bertugas untuk memasarkan produk
bahan bakar olie jenis STP. Karena ketekunannya dalam bekerja, membuat omset
penjualan produk itu meningkat dengan tajam. Hal ini berdampak pada kehidupan
Daniel yang serba berkecukupan . Hal yang mengembirakan bagi anak Pdt. Weldy
Kusbin ini, karena berkat kerja keras Daniel, pimpinannya mendapat penghargaan
sebagai distributor STP paling laris di kota Makassar. Demikianlah saat itu
kariernya di bidang pemasaran meningkat drastis.
Tiga tahun kemudian, Daniel
mengundurkan diri dan direkrut menjadi pegawai oleh Aneka Pelumas. Bidang
pekerjaannya selain memasarkan olie, ia juga menjual satu jenis minuman yaitu
teh sedap. Barang-barang tersebut ia distribusikan ke daerah dengan menggunakan
mobil kanvas. Berkat Tuhan kembali datang menghampirinya. Terbukti begitu
banyak konsumen yang menyukai dan kemudian menjadi pelanggannya. Alhasil, uang
komisi penjualan yang ia kantongi tiap bulannya tidak kurang dari sepuluh juta.
Omset penjualan yang terbilang besar itu mendapat respon positif dari
pimpinannya sehingga ia diangkat menjadi Sales Manager (SM).
Tahun 1992 ditengah-tengah karir dan
kehidupan yang serba berkecukupan, ternyata Daniel harus merasakan kepahitan.
Sebelum sempat membahagiakan ayahnya, Pdt. Weldy Kusbin, Tuhan sudah lebih dulu
memanggil-Nya. Rasa kecewa, sedih bercampur marah berbaur menjadi satu dalam
dirinya. Kematian sang ayah membuatnya sangat terpukul. Ia tidak bisa menerima
sehingga hatinyapun ikut memberontak. Betapa tidak, sang ayah yang sangat ia
kasihi harus meninggalkannya secara tiba-tiba tanpa penyakit.
Hidup tanpa ayah bagi Daniel adalah
kehidupan yang seolah tanpa pegangan. Kini tidak ada lagi yang selalu
memberinya motivasi dan wejangan sehingga membuat Daniel hidup dalam pergaulan
bebas. Upah yang didapatnya setiap bulan ia habiskan untuk berfoya-foya. Setiap
hari ketika Daniel sudah pulang dari kerjanya, ia ke tempat hiburan malam (karaoke) dan
menghabiskan waktu hingga subuh dengan tujuan menghilangkan kesedihannya.
Kehidupannya yang tidak berkenan dimata Tuhan itu terus berlanjut. Suatu saat, ia berkenalan dengan seorang perempuan yang bernama Livi. Peristiwa itu terjadi saat Daniel menghadiri acara yang diadakan oleh salah seorang teman sekolahnya .
Dari perkenalannya ini kemudian
berlanjut pada hubungan yang lebih serius, hingga pada tanggal 30 Agustus 1993 Daniel
memutuskan untuk menikahinya. Setahun setelah ia menikah, Daniel kemudian
keluar dari Aneka Pelumas dan bergabung dengan Mesran Motor pusat distributor
Eva Lube, jenis olie yang terbaru kala itu.
Daniel diberikan tugas untuk
mendistribusikan ke daerah Se-Sulawesi Selatan, Tengah, dan Tenggara
menggunakan kanvas. Karena harganya yang sangat murah, banyak orang yang
menjadi tertarik membeli dan menjadi pelanggan setia. Uang yang diperoleh dari
hasil penjualan itu selalu bernilai jutaan. Dengan demikian, hidupnya tidak
pernah berkekurangan.
Dua tahun kemudian iapun keluar dari
Mesran Motor dan berusaha mandiri. Untuk membantu kegiatannya ia membeli sebuah
mobil kanvas. Meskipun Daniel menemui banyak tantangan, namun Tuhan selalu
campur tangan sehingga ia dapat melewati semua rintangan itu. (#)Egb-Sen
Jatuh Di Jurang
Pernikahannya
dengan Livi ternyata tidak membuat perubahan dalam diri Daniel.. Ia masih
sering berfoya-foya untuk memuaskan keinginannya sendiri. Tabiat buruknya ini
menyebabkan rumah tangganya menjadi tidak harmonis. Mereka sering mengalami
percekcokan hanya karena hal-hal sepele. Mengetahui kebiasaan buruk sang suaminya,
Livi mengharuskan ‘wajib lapor’ kepadanya. Kemana saja Daniel pergi, ia harus
memberitahukan keberadaanya. Keadaan ini membuatnya merasa terikat dan
seolah-olah menjadi terpenjara. Namun hal ini hanya berlaku ketika ia berada di
Makassar, setelah ia berada di daerah, suasananya lain, ia kembali dapat
berbuat sekehendak hati.
Meskipun kedaan ini berhasil ia
jalani, namun Livy, istrinya kembali menjadi curiga kepadanya. Karena itulah
sehingga Livi kemudian memutuskan untuk ikut bepergian ke daerah bersamanya.
Secara kebetulan anak-anaknya juga sedang liburan sekolah. Demikianlah mereka
sekeluarga berangkat dengan Mobil kanvas yang dikemudikan sendiri. Untuk
membantu dalam perjalanan mereka ditemani oleh sepupu Daniel bernama Rudy.
Sepanjang perjalanan dari satu kota ke
kota lainnya, Livi selalu memperhatikan gelagat yang nyaris disembunyikan
suaminya. Tiba di Kota Pare-Pare, mereka sempat beristirahat satu malam
kemudian melanjutkan perjalanan ke Makale.
Tiba di Makale, mendadak mobil
kanvasnya rusak, sehingga mereka kembali harus bermalam. Disaat itulah awal
mereka mulai bersitegang menyangkut kebiasaan buruk suaminya. Hal ini yang
kemudian mengacaukan pikiran Daniel hingga menyebabkan mereka mengalami
kecelakaan.
Kejadiannya pukul 13.00 wita sekitar
30 Kilometer dari Toraja. Daniel masih teringat akan pertengkaran hebat dengan
sang istri. Karena setengah melamun, ia tidak begitu memperhatikan sebuah bus
yang melaju dari arah berlawanan. Sementara hujan turun dengan derasnya, Daniel
baru menyadari kehadiran bus itu saat hendak berbelok di sebuah tikungan
sempit. Diapun mencoba untuk menghindari dengan mengerem mobilnya, tapi..
brrukk.. kendaraan yang dikemudikannya ternyata menabrak longsoran. Akibatnya
kendaraan itu terjatuh ke dalam jurang. Saat itu ia berpikir kalau mereka semua
akan mati. Disaat bersamaan istrinya mengucapkan “Darah Yesus, tolonglah”,
mujizatpun terjadi. Mobil yang tadinya terbalik beberapa kali tiba-tiba
tersangkut pada sebuah pohon kecil.
Daniel yang sedari tadi pasrah, tidak
menyia-nyiakan kesempatan itu, ia dengan sisa tenaga yang ada segera mengangkat
anaknya satu persatu dan membawa mereka naik ke atas badan jalan. Demikian pula
istri dan sepupunya juga berhasil keluar dengan selamat. “Saya pikir mobil itu
terjatuh sekitar sepuluh meter saja, buktinya saya bisa mengangkat anak saya
satu persatu dalam waktu singkat. Ternyata, setelah orang-orang kampung menarik
mobil dari bawah jurang dengan menggunakan tali, jaraknya lima puluh meter.
Mungkin karena panik, sehingga saya tidak merasakan jarak tempat jatuhnya mobil
itu, “ ujarnya serius.
Walaupun barang dagangannya habis
dijarah orang-orang yang sebagian berpura-pura menolongnya, tetapi ia bersyukur
karena mereka sekeluarga bisa diantar ke Rumah Sakit terdekat di Tana Toraja.
Hanya karena anugerah Tuhan mereka semua bisa selamat. Bahkan anaknya yang kedua
bernama Pricilia mendapat perawatan dari lukanya yang cukup serius.
Akibat dari peristiwa itu, ia
mengalami kerugian kurang lebih 60 juta. Hal ini membuat Daniel sempat merasa
stress. Ia bingung bagaimana harus mencari biaya untuk mengganti semua kerugian
itu. Namun setelah ia kembali menjalankan usahanya ternyata Tuhan masih
menunjukkan kemurahan-Nya.
Kejadian yang menimpanya ternyata juga
diketahui oleh setiap relasinya sehingga bersimpati padanya. Mereka bersedia
menolong Daniel, karena mereka tahu hal itu merupakan sebuah musibah, bukan
faktor kesengajaan. Puji Tuhan, berkat bantuan orang-orang tersebut, Daniel
kemudian dapat menutupi kerugian yang dideritanya.
Hanya berselang beberapa waktu saja,
Daniel kembali bangkit dari kebangkrutan dan karena penyertaan Tuhan, sedikit
demi sedikit berkat kembali mengalir dalam kehidupannya. Begitupun Tuhan memampukan untuk membayar kembali
bantuan orang-orang yang pernah berbaik hati dengan meminjamkan modal
kepadanya. Bahkan selebihnya, ia gunakan untuk membeli sebuah mobil baru.
Lepas dari masalah dan kesulitan itu
tidak membuat Daniel jera. Ia masih saja belum berubah dari kebiasaan buruknya.
Namun kali ini ia punya taktik tersendiri untuk mengelabui istrinya. Dengan
sikap yang manis ia tunjukkan kepada istrinya. Tidak cukup dengan itu ia juga
terkadang memberi uang sampai 5 juta rupiah hanya untuk menyenangkan hati Livi.
Perubahan sikap dan karakter yang berubah 180 derajat ini ternyata membuat Livi
percaya. Ia tidak sadar kalau Daniel telah
berhasil mengelabuinya. (#)Egb-Sen
Livi BR.
Mamahit (Istri Daniel)
Ada
Kuasa Dalam Nama-Nya
Saya
begitu kaget menyadari mobil yang kami tumpangi sementara bergulingan jatuh ke
dalam jurang. Suami saya spontan berteriak dan mengatakan kalau kami semua akan
mati. Akan tetapi saya berkata ‘Tidak......’ saya tidak yakin. Jikalau memang
Tuhan memanggil kehadirat-Nya, bukan
disitu tempatnya. Karena itu dengan yakin dan iman yang sungguh saya berkata
“Darah Yesus,....tolonglah”. Ajaib..setelah mengucapkan perkataan tersebut,
mendadak mobil itu tersangkut pada sebuah pohon sehingga mobil itupun tertahan
di antara tebing tersebut.
Ternyata menurut orang-orang yang
tinggal didaerah sekitar tempat kejadian (perbatasan Rantepao dan Palopo) rawan
terjadi musibah kecelakaan. Malah menurut mereka tidak pernah ada yang selamat.
Kejadian yang menimpa keluarga kami dimana kami semua bisa selamat adalah suatu
mujizat.
Justru itu orang-orang yang
menyaksikan peristiwa ini menjadi terheran-heran mendengar keterangan saya.
Saat mereka bertanya mengenai korban jiwa yang jatuh, dengan sukacita penub
ucapan syukur saya menjawab puji Tuhan semua selamat.
Mendengar jawaban saya mereka sulit
percaya. Dengan kondisi mobil yang sudah hancur, kacanya berserakan di
sana-sini, masih dapat membuat penumpangnya bertahan hidup. Hal itu adalah
sesuatu kejadian yang mustahil. Namun disitulah kuasa Tuhan yang begitu dahsyat
ketika orang berseru dalam nama-Nya. Saya tidak mungkin dapat hidup sampai
sekarang dan menjadi saksi tentang perbuatan-Nya yang ajaib itu tanpa campur
tangan dari Tuhan. Terpujilah Yesus sumber keselamatan kita. Amin. (#) Egb-San
Mobil
Terbalik, Tapi Bisa Selamat
Tahun
2002 adalah merupakan masa yang paling suram bagi diri Daniel. Kerugian akibat
musibah kecelakaan yang dialaminya membuat ia banyak menanggung utang. Untuk
membayar semua itu Daniel harus bekerja lebih giat lagi. Namun sial baginya
karena ketika ia sedang berusaha mengejar keuntungan yang lebih besar, musibah kembali
menghampirinya.
Kejadiannya terjadi pada suatu kali
saat ia bersama supirnya sedang berada tepatnya di daerah Toili, Kabupaten Banggai.
Sebenarnya pada awal perjalanan mereka mulus-mulus saja. Namun beberapa saat
kemudian supirnya kelihatan mulai mengantuk, meski demikian mereka berdua tetap
melanjutkan perjalanan. Daniel tidak ingin jika hari itu tidak dapat mengejar
omset penjualan yang sebelumnya sudah ditargetkan.
Tiba-tiba....Daniel tersentak, ia
merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Ia merasa mobil miliknya seperti mau
oleng. Ketika Daniel melihat ke arah sopirnya, ternyata setir yang dipegangnya benar-benar
sedang tidak terkendali dengan baik. Daniel kemudian berteriak sehingga sopir
itupun berusaha menginjak pedal rem untuk menghentikan mobil, tetapi terlambat
karena kendaraan itu lebih dulu terbalik. “Saya sempat berpikir mungkin hidup
saya sudah akan berakhir sampai disitu. Tidak mungkin bisa selamat lagi. Tetapi
ternyata Tuhan menyatakan mujizatnya. Dengan bantuan penduduk sekitar, mereka
dengan susah payah mengeluarkan kami berdua dari dalam mobil yang sudah
terbalik”, kenang ayah dua anak ini.
Karena sudah pernah mengalami kejadian
yang sama, Daniel lantas cepat-cepat menyelamatkan barang-barang miliknya. Ia
tidak ingin kecolongan lagi. Beruntung ada kendaraan lain yang kebetulan lewat
ditempat itu, maka iapun memuat barang bawaannya pindah ke mobil itu. Setelah
ia sadar ternyata masih juga ada sebagian bawaannya berhasil dijarah oleh oknum
yang berpura-pura membantu menyelamatkan barang-barang miliknya.
Akibat dari kecelakaan itu, ia menjadi
terpuruk. Untuk menutupi utang dan kerugiannya saja Daniel harus merelakan menjual
salah satu mobil miliknya. Dengan itupun tidak semua utang-utangnya terbayar.
Masih sebagian besar belum bisa ditangani sementara usaha yang ia lakoni
mengalami kemunduran.
Keadaan itu membuat banyak orang
mencarinya. Mereka berpikir Daniel tidak akan sanggup lagi membayar hutang-hutangnya.
Bahkan Daniel hampir-hampir dipenjara karena hal itu. Untuk mengatasi, Daniel
berusaha menjelaskan keadaan yang sedang dialaminya sehingga mereka memaklumi
dan memberikan kesempatan kepadanya untuk melunasi hutang-hutangnya.
Meski masalah utang ini bisa teratasi,
namun Daniel belum bisa merasa tenang. Ternyata istrinya sudah tidak
mempedulikannya. Bahkan anak-anaknya juga bersikap acuh tak acuh terhadap
dirinya. akibatnya ia merasa sendirian dan hidupnya tidak berguna.
Suatu malam, karena merasa tidak tahan
dengan penderitaannya, Daniel ingin mengakhiri hidupnya. Ia merasa putus asa
sebab sudah terlalu banyak hutang yang dimilikinya. Kelelahan karena memikirkan
beban hidup yang menghimpitnya, tanpa sadar iapun tertidur. Dalam tidurnya ia
bermimpi melihat sosok manusia memancarkan cahaya yang menyilaukan.
Sosok yang tidak lain dari Yesus
sendiri itu, lantas menyuruh Daniel untuk melihat tulisan bertinta emas
dihadapannya. Dia dapat melihat dengan jelas tulisan yang ada dihadapannya,
mulai dari asal-usul masalah serta berbagai cara untuk mengatasinya. Setelah
selesai membaca semua tulisan itu, iapun terbangun dan langsung menulis semua
penjelasan itu.
Dari mimpi inilah, Daniel merasa
dikuatkan lalu ia mencoba mendekatkan diri pada Tuhan. Lewat membaca Alkitab dan
buku-buku rohani serta mendengar kaset, rohaninya mulai bertumbuh. Semenjak itu
pula, ia merasa Tuhan Yesus sering menghampirinya. Saat ia sedang duduk ataupun
berbaring di tempat tidur, disitu ia merasa Tuhan membisikkan sesuatu kepadanya.
Ketika beberapa hamba Tuhan mengetahui
keterpurukan Daniel akibat kebangkrutan yang dialaminya, mereka menyarankan
agar melupakan usahanya. Sebagai anak pendeta adalah lebih baik jika ia juga menjadi
seorang hamba Tuhan. Sayangnya Daniel menolak, alasannya karena dengan usaha
kanvas, tentu saja ia dapat menghasilkan uang banyak daripada menjadi pendeta
yang belum tentu bisa hidup layak. Karena itu meskipun Tuhan menyatakan diri
dalam kehidupannya, ia berkeyakinan sanggup mengatasi masalah.
Ia lantas mencoba merencanakan kembali
strategi dalam membangun kehidupan selanjutnya. Mobil milik satu-satunya ia jual,
lalu bergabung dan menjadi marketing freelance pada perusahaan Mitra Sulawesi.
(#)Egb-San
Selamat Dari Penganiayaan
Menjadi
marketing perusahaan Mitra Sulawesi ternyata juga tidak membawa keberuntungan bagi
pria jago berkhotbah dan berdoa ini. Ternyata kemudian dalam menjalankan bisnisnya
masih selalu menemui kerikil tajam bahkan kemalangan yang tak bisa
dihindarinya.
Satu contoh pada tahun 2005 ketika ia sedang
menuju ke daerah Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Saat mobilnya tiba di pertengahan
kota, mobil kanvas yang sedang melaju menabrak salah satu dari tiga iring-iringan
kendaraan aparat keamanan.
Sebenarnya sopir mobil kanvasnya mencoba
menghindari kendaraan di depannya, namun karena salah perhitungan, kecelakaanpun
tidak dapat terelakkan. Salah seorang petugas mengalami luka yang cukup parah,
hancur pada bagian tangannya. Keadaan itu membuat rekan-rekannya berang. Mereka
lalu memaksa Daniel dan sopirnya naik ke atas mobil truk aparat. Lalu diatas
mobil, ia dan supirnya dihajar habis-habisan. Bahkan tubuh mereka berdua
diinjak-injak tanpa henti. Semakin berteriak, mereka semakin keras mendapat
tendangan. Sementara adegan kekerasan itu berlangsung, tiba-tiba Daniel
mendengar ada bisikan ditelinganya. “Mengapa Engkau tidak mau melayani Aku?”,
Saat itu Daniel menjawab ia akan melayani Dia setelah berhasil mengumpulkan
uang sebanyak-banyaknya. Lalu kembali ia dengar “Kamu tidak perlu takut, Saya akan
menanggung semuanya untuk engkau. Saya yang akan menjadi pembelamu”, Pertanyaan
yang sama itupun berlangsung sebanyak tiga kali,
Menyadari jawabannya yang salah, iapun
berdoa meminta ampun kepada Tuhan.“Tuhan, saya mohon pertolonganmu. Jika memang
Engkau berkenan menolong diri ini, maka saya akan menyerahkan segenap hidup kepada-Mu,”
demikian ucapnya menirukan doanya waktu mengalami peristiwa itu. Ajaib..saat
selesai mengucapkan doanya, Daniel menjadi kebal dari tendangan sepatu laras.
Mereka yang sedari tadi seperti
kerasukan setan menghajar dirinya menjadi keheranan. Mengapa Daniel tidak
merasakan kesakitan walaupun tubuhnya telah penuh dengan luka dan darah? Salah
seorang dari mereka mengusulkan agar tangan Daniel dan supirnya dipotong supaya
mereka juga dapat merasakan apa yang dialami rekannya. Saat hendak
melakukannya, tiba-tiba salah satu handphone milik aparat itu berbunyi.
Ternyata pimpinan mereka menelepon dan menyuruh membawa keduanya ke rumah
sakit. Perintah tersebut mau tidak mau harus dipatuhi. Demikianlah Daniel selamat
dari niat jahat aparat tersebut.
Lepas dari masalah ini Daniel menjadi
insyaf. Lalu ia berniat untuk melayani Tuhan. Sebagai bentuk komitmennya ia
meninggalkan usaha kanvasnya. Meski banyak tawaran yang datang ingin membantunya
menjalankan usaha kembali tetapi ia menolak. Dia sudah terlanjur dan mulai melibatkan
diri dalam pelayanan. Bersama beberapa orang pendeta ia melayani dan mendoakan
orang-orang sakit di rumah sakit. Dua bulan kemudian Daniel diminta untuk pertama
kalinya berkhotbah pada ibadah dukacita dan penghiburan salah seorang pamannya
yang telah meninggal.
Beberapa waktu kemudian ia ditawarkan
untuk mengikuti sekolah Alkitab. Awalnya ia kebingungan karena tidak tahu harus
memperoleh modal dari mana untuk biaya kuliah. Tapi ternyata, Tuhan memakai
tantenya untuk membantunya mengatasi biaya itu. Setelah enam bulan mengikuti
pendalaman Alkitab ia siap menjadi seorang hamba Tuhan. Dari situ, Tuhan
memakainya untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Dari yang sakit mendapat
kesembuhan dan jiwa-jiwa yang terbeban dipulihkan karena kuasa Tuhan
menyertainya. (#)
Disadur
dari Tabloid Kesaksian Syallom Edisi 53
Tidak ada komentar:
Posting Komentar